Perubahan iklim terutama temperatur lingkungan ikut mempengaruhi populasi ulat bulu, karena temperatur yang meningkat dapat mempercepat siklus hidup ulat itu, kata pakar hama dan penyakit tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada Yogyakarta, Suputa. Selain karena hubungan perubahan iklim dan peningkatan populasi ulat, tapi ternyata bisa juga karena semakin berkurangnya predator, mungkin ini karena jumlah burung predator yang semakin banyak diburu. Inget gak pelajaran rantai makanan? Ulet dimakan sama burung tapi karena sekarang burungnya uda dijadiin peliharaan atau malah dimasak ngebuat ulet berkembang biak semakin banyak jadinya kayak gini deh.. Akibatnya destroyed more than 8,000 mango tree, yaah.. Kasian buah kesukannku jadinya gagal panen..
Beberapa orang ngatasinnya dengan nyemprotin pestisida tapi ternyata if you use pesticides may cause kill other insects padahal that insects could serve a function for tree, serba salah kan? Gw ngebayangin nih yah kalo misalkan makin banyak pohon yang kena si gerembolan ulet bulu trus (amit-amit) ngerembet ke tanaman lain, berarti harga buah atau sayuran bakalan mahal donk? Trus nanti saking mahalnya ngebuat kita gak mau atau bisa beli yang ada bikin kita kekurangan serat. Hmm.. Ternyata muncul masalah-masalah y dari wabah ini. Belum juga kerugian petaninya, kan kalo hasil kebunnya gak bisa dipanen lagi kasian donk gak bisa memenuhi kebutuhan keluarganya..
Tanaman yang kena pestisida kan juga bahaya, antara lain :
- Tanaman yang diberi pestisida dapat menyerap pestisida yang kemudian terdistribusi ke dalam akar, batang, daun, dan buah. Pestisida yang sukar terurai akan berkumpul pada hewan pemakan tumbuhan tersebut termasuk manusia. Secara tidak langsung dan tidak sengaja, tubuh mahluk hidup itu telah tercemar pestisida. Bila seorang ibu menyusui memakan makanan dari tumbuhan yang telah tercemar pestisida maka bayi yang disusui menanggung resiko yang lebih besar untuk teracuni oleh pestisida tersebut daripada sang ibu. Zat beracun ini akan pindah ke tubuh bayi lewat air susu yang diberikan. Dan kemudian racun ini akan terkumpul dalam tubuh bayi (bioakumulasi).
- Pestisida yang tidak dapat terurai akan terbawa aliran air dan masuk ke dalam sistem biota air (kehidupan air). Konsentrasi pestisida yang tinggi dalam air dapat membunuh organisme air diantaranya ikan dan udang. Sementara dalam kadar rendah dapat meracuni organisme kecil seperti plankton. Bila plankton ini termakan oleh ikan maka ia akan terakumulasi dalam tubuh ikan. Tentu saja akan sangat berbahaya bila ikan tersebut termakan oleh burung-burung atau manusia. Salah satu kasus yang pernah terjadi adalah turunnya populasi burung pelikan coklat dan burung kasa dari daerah Artika sampai daerah Antartika. Setelah diteliti ternyata burung-burung tersebut banyak yang tercemar oleh pestisida organiklor yang menjadi penyebab rusaknya dinding telur burung itu sehingga gagal ketika dierami. Bila dibiarkan terus tentu saja perkembangbiakan burung itu akan terhenti, dan akhirnya jenis burung itu akan punah.
- Ada kemungkinan munculnya hama spesies baru yang tahan terhadap takaran pestisida yang diterapkan. Hama ini baru musnah bila takaran pestisida diperbesar jumlahnya. Akibatnya, jelas akan mempercepat dan memperbesar tingkat pencemaran pestisida pada mahluk hidup dan lingkungan kehidupan, tidak terkecuali manusia yang menjadi pelaku utamanya